A+

6/recent/ticker-posts

Nasihat Ukhuwah: Gumam Kyai Ahmad Dairobi

A+ | Diam-diam ternyata saya menyukai semangat FPI dalam memberantas kemunkaran. Saya tahu, kadangkala ada yang salah dalam aksi mereka. Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku yang takut dan tak peduli dengan kemunkaran yang merajalela.

Diam-diam ternyata saya menyukai semangat dan ketulusan Jamaah Tabligh dalam meramaikan shalat berjemaah di masjid. Saya tahu, kadangkala ada yang salah dalam tindakan sebagian mereka.
Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku yang tidak melakukan apa- apa saat tetanggaku banyak yang tidak shalat.

Diam-diam ternyata saya menyukai semangat Hizbut Tahrir dalam membangun khilafah. Saya tahu, ada yang salah dalam sebagian konsep khilafah mereka.
Namun, kesalahakanku yang tak mau berbuat apa-apa untuk penegakan syariat Islam, jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.

Diam-diam ternyata saya menyukai cara berpolitik orang-orang PKS.
Saya tahu, mereka banyak dihuni oleh tokoh-tokoh di luar Nahdlatul Ulama; dan yang namanya partai politik pasti cukup banyak kesalahan oknum mereka.
Namun, kesalahan mereka tidaklah seberapa dibanding kesalahanku memilih partai yang cenderung sekuler dan anti penerapan syariat Islam.

Bahkan, diam-diam ternyata saya juga suka dengan keberanian Al-Qaidah dalam melawan kezaliman politik Amerika dan Israel.
Aku tahu, mereka melakukan beberapa kesalahan, tapi kesalahanku yang tidak peduli dengan nasib umat Islam jauh lebih besar daripada kesalahan mereka.

Dan, dengan terang-terangan saya menyatakan sangat mengagumi Nahdlatul Ulama.
Yakni, NU yang sesuai dengan pandangan Hadratussyekh Kyai Hasyim Asy’ari.
BUKAN NU yang menjadi kendaraan politik.
BUKAN NU yang dipenuhi kepentingan pragmatis.
BUKAN NU yang menjadi pembela Syiah dan Ahmadiyah.
BUKAN NU yang melindungi liberalisme. _dan_
BUKAN NU yang menjadikan Rahmatan Lil Alamin sebagai justifikasi untuk ketidak peduliannya terhadap perjuangan penegakan syariat Islam.

“Niat saya, agar antar gerakan Islam saling menjaga ukhuwah. Jangan sampai ashobiyyah dan fanatik buta pada organisasi masing-masing menutup pintu kebaikan kelompok lain.

Pada suatu ketika, Rasulullah bertanya kepada para sahabat,
Siapakah yg paling luar biasa imannya.

Para sahabat menjawab,: “Malaikat, ya Rasulullah.”

Balas Rasulullah, 'Sudah tentulah malaikat luar biasa imannya, kerana mereka senantiasa di sisi Allah.”

Seketika terdiam para sahabat,dan mereka menjawab lagi,
“Para nabi, ya Rasulullah.”

Rasulullah berkata, “Para nabi sudah tentu hebat imannya, karena mereka menerima wahyu dari Allah.”

Para sahabat mencoba lagi, “Kalau begitu kamilah yang paling beriman.”

Jawab Rasulullah, “Aku berada di tengah tengah kalian, sudah tentulah kalian orang yang paling beriman.”

Lalu, salah seorang sahabat berkata, “Kalau begitu, Allah dan Rasul Nya sajalah yang mengetahui.”

Maka dengan nada perlahan, Rasulullah berkata, “Mereka adalah umat yang hidup selepas aku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan isinya. Orang yang beriman denganku dan pernah bertemu denganku, adalah orang yang bahagia. Namun orang yang tujuh kali lebih bahagia adalah : mereka yang tidak pernah bertemu aku tetapi beriman kepadaku.”

Rasulullah diam seketika. Kemudian, beliau menyambung dengan suara yang lirih,
"Sesungguhnya, aku rindukan mereka..."

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ َﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَ ﻋَﻠَﻰ ﺁِﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ

Kita hidup di masa saat ini di beri kesempatan Allah menjadi barisan yg di cintai Nabi... kita masih di beri kesempatan share akan membuat beribu , malah ber-juta-juta org utk bersholawat ke atas Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Ya Allah semoga masukan aku dlm golongan hamba Mu yg selalu melaksanakan sunah nabiMu.

***
Kyai Ahmad,
Pengasuh Ponpes Sidogiri, Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar