Layaknya operasi kejahatan, banyak kode buat menyembunyikan transaksi gelap di gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Kode ini umumnya hanya bisa dipahami sesama anggota Dewan-walau orang lain sebenarnya bisa menduga maknanya. Kode antar anggota Dewan Gini-gini aja nih? -diucapkan kalau tak ada tanda bakal ada kucuran uang. Lagunya apa, Bagimu Negeri? -ditanyakan sebelum proyek: ada uang atau tidak. Bagimu Negeri merujuk pada proyek yang tak berduit karena bait dalam lagu itu berbunyi "Kami mengabdi...". Kok puasa terus, kapan bukanya? -diucapkan kalau tak ada tanda bakal ada kucuran uang. Hitungannya jago, tambah-tambahan hebat, tapi membaginya kurang pintar... -menyindir pejabat yang tak pernah membagi duit. Mana nih air zamzam-nya? -menanyakan kucuran uang. Berapa meter kirimannya? -meter dipakai menggantikan kata "miliar". Kok kuenya pahit, kurang manis nih... -protes karena jumlah duit yang dibagikan kurang. Nah, begitu lho, makanannya enak-enak. Kami suka sekali dengan kiriman Anda kemarin... -puas dengan kiriman duit. Ada makan siang, mau ikut enggak? -memberi tahu ada proyek yang akan digarap. Lagi ketemu pasien -anggota Dewan sedang bernegosiasi dengan pejabat atau pengusaha. Kode dari penyetor uang (pengusaha/pejabat) Kami sudah kirim lima bola, bisa untuk main sama teman-teman -setoran duit Rp 500 juta. Ada kiriman buku dari Amerika. Maaf, di dalamnya ada tiket nonton jazz 10 lembar -ada kiriman amplop berisi US$ 10 ribu. Halaman Aslinya KLIK DISINI! |
0 Komentar