Melalui akun instagram, Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah seketika mengucapkan dukacita atas meninggalnya ulama kharismatik tersebut.
"Innalillahi wa Inna ilahi raji'un. Telah berpulang ke Rahmatullah, guru kita tercinta Abuya KH Uci Thurtusi, Pimpinan Pondok Pesantren Al Istiqlaliyah. Mari kita doakan semoga Allah SWT menempatkannya di tempat paling indah bersama orang-orang beriman dan kebaikan serta ilmu yang beliau sampaikan menjadi amal yang terus mengalir untui beliau. Aamiin," tulis Arief.
Gubernur Banten Wahidin Halim pun mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Abuya Uci melalui laman facebooknya.
"Innalillahi wa Inna ilahi rojiun. Turut berdukacita atas wafatnya Guru Besar Almarhum Abuya Uci Turtusi (Pimpinan Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah). Semoga Allah SWT menerima seluruh amal kebaikannya, mengampuni segala dosanya, dan ditempatkan di surganya Allah SWT. Amiin,” tulis Wahidin, atas nama keluarga besar Rumah Tahfidz Wahidin Halim.
Tentang Abuya Uci Turtusi
KH. Uci Turtusi atau Abuya Uci atau lebih dikenal dengan Abah Uci merupakan Guru Besar sekaligus Pengasuh dan Pimpinan, Pondok Pesantren dan Majelis Ta'lim Al-Istiqlaliyyah di Kampung Cilongok, Desa Sukamantri Pasar Kemis, Tangerang, Banten.
Selain
acara pengajian mingguan, ada beberapa acara besar yang diselengarakan
tahunan di majelis taklim Al Istiqlaliyah yaitu acara Maulid Nabi, Haul
Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani.Q.S.A yang selalu diramaikan oleh
jamaah dari berbagai penjuru termasuk dihadiri para pejabat dan tokoh.
Salah
satu berkah ramainya pondok pesantren dan masjelis taklim Al
Istiqlaliyyah pada pengajian mingguan, menggeliatnya perekonomian
melalui kegiatan perdagangan aneka makanan, baju muslim, makanan
tradisional lokal, akik atau bacan, sarana ibadah, minyak wangi, dan
lain-lain.
Abuya Uci selagi muda menuntut ilmu berpindah-pindah
hingga memiliki 32 orang guru selama 32 tahun. Ia berpindah dari satu
guru ke guru lain setiap kali menyelesaikan pelajaran, atau sebab lain
misalnya karena ada yang mengetahui bahwa ia putra Abuya Dimyati. Sebab
jika tahu ia putra Abuya Dimyati tidak ada yang berani mengajarnya
karena sungkan dengan sang ayah.
0 Komentar