A+

6/recent/ticker-posts

200.000 Kasus Perceraian Tiap Tahun

http://www.suarapembaruan.com/News/2008/01/30/index.html

[JAKARTA] Di Indonesia, ada sekitar 200.000 kasus perceraian setiap tahun. Penyebab terbesar (56 persen) adalah masalah komunikasi di antara pasangan suami dan istri.

Paling tidak begitulah menurut Klinik Pasutri dr Boyke dan Rekan, sebagaimana dikutip Brand Manager Teh SariWangi, Nanang Siswanto.

Itulah sebabnya, berkomunikasi dengan pasangan adalah hal yang penting. Nanang juga mengutip informasi dari psikolog Kasandra Putranto yang mengatakan, kunci sukses dalam pernikahan adalah komunikasi.

Ketidakharmonisan dalam pernikahan dan hubungan antarpasangan banyak dipengaruhi oleh komunikasi yang buruk.

Paparan mengenai pentingnya komunikasi antarpasangan itu disampaikan Nanang Siswanto yang mewakili teh SariWangi dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Selasa (29/1) petang.

Paparan itu disampaikannya melengkapi rencana program kampanye "Mari Bicara", sebuah gerakan sosial untuk perempuan Indonesia yang lebih baik.

Program tersebut akan diluncurkan SariWangi bekerja sama dengan Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan di Jakarta, Sabtu (2/2) mendatang.

Sebelumnya, Nanang memaparkan mengenai masyarakat yang saat ini telah berubah, termasuk kaum perempuan.

Krisis Moneter

Faktor pendorong perubahan itu antara lain, pendidikan yang lebih tinggi, akses informasi yang lebih luas, dan efek yang terjadi setelah adanya krisis moneter pada akhir 1990-an. Krisis tersebut, menurut Nanang, ternyata berpengaruh juga dengan kehidupan kaum perempuan.

"Lebih banyak perempuan yang berbagi pendapatannya dengan suami, perubahan pada hubungan suami istri, dan istri lebih banyak diperlakukan sebagai partner dalam berbagi," ujar Nanang sambil menambahkan, hal itu juga mendorong meningkatnya kebutuhan perempuan untuk diakui secara individu, tidak hanya sebagai ibu rumahtangga atau istri saja.

Namun adanya perubahan itu, ternyata belum sejalan dengan meningkatnya komunikasi antarpasangan suami istri.

Banyak perempuan yang mempunyai hubungan komunikasi yang buruk dengan pasangannya. Bahkan sering menimbulkan salah paham, yang berakibat terganggunya hubungan suami istri.

Nanang mencontohkan, ada perempuan yang takut mengemukakan pendapatnya, dan ada pula yang kurang dapat berbicara secara tepat dengan pasangannya.

Melalui kampanye "Mari Bicara", SariWangi berusaha menginspirasi, meningkatkan kesadaran, dan memfasilitasi perempuan dalam mengambil inisiatif untuk berkomunikasi lebih baik dengan pasangannya.

"Saat minum teh bersama pasangan dapat dimanfaatkn sebagai sarana untuk berkomunikasi antarpasangan suami istri," kata Nanang lagi, sambil menambahkan bahwa sebenarnya teh mempunyai nilai yang mendalam di masyarakat Indonesia sebagai alat untuk mendekatkan diri dengan yang lain.

Teh menjadi sarana untuk menghangatkan suasana, dan dengan minum teh bersama membuat waktu mengobrol lebih lama dan lebih akrab. Apalagi teh juga mengandung bahan theanine, yang bermanfaat memberikan rasa tenang, sehingga momen menikmati teh merupakan kesempatan yang baik untuk berbicara dan berbagi.

Dijelaskan juga oleh Nanang, kampanye "Mari Bicara" tersebut akan terdiri dari serangkaian kegiatan yang mengajak perempuan untuk mulai berkomunikasi dengan pasangannya, dengan cara pemberian edukasi dan tips melalui pelatihan, artikel di media massa, iklan, talk show di radio, dan sebagainya. [B-8]

Posting Komentar

0 Komentar