A+

6/recent/ticker-posts

Gelar SKF2011, Industri Lokal Butuh Proteksi

Pameran Sepatu, Kulit & Fashion (SKF) Produksi Indonesia 2011, JCC 28 April-1 Mei


Pilih Hari, 28 April 2011 - 17:22:36 WIB                                                   Penulis : Mahar Prastowo
Dibaca: 11.242 kali




GENERASIINDONESIA – Gelar Sepatu Kulit & Fashion 2011 akan berlangsung selama empat hari kedepan, mulai hari ini, Kamis (28/4) hingga Minggu (1/5) mendatang.  Sebanyak 165 perajin hadirkan aneka ragam produk berbahan kulit mulai dari sepatu hingga jaket, tas dan asesoris. Berlangsung di Cendrawasih Hall Jakarta Convention Center, Pameran Sepatu, Kulit & Fashion (SKF2011) ini menjadi cermin industry persepatuan dan fesyen tanah air.

Pameran Sepatu, Kulit & Fashion - SKF2011, kali ini merupakan pelaksanaan yang ketiga kalinya diselenggarakan oleh Kementrian Perindustrian,  Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI), dan Asosiasi Persepatuan mdonesia (Aprisindo) serta didukung Disperindagkop beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur

Menteri Perindustrian MS Hidayat usai berkeliling boothstand para peserta istirahat sejenak di VIP Room sambil berbincang dengan Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi), Ir. Nita Yudi, MBA. Ia mengungkapkan kebanggaannya atas terselenggaranya pameran ini. Terlebih produk-produk yang diikutkan merupakan murni produk dalam negeri dan banyak yang telah bersaing dalam kompetisi pasar internasional.

Nita Yudi turut mendampingi Menteri Perindustrian dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Iwapi, yang mana banyak anggotanya juga turut menjadi peserta dalam pameran ini seperti Nana Hasanah dengan bendera Dahayu Citra Busana, Luthfia (Fifi Collection) dengan produk tas kulit (sapi, ular air, piton, kobra) serta asesoris lain serba kulit, Sabrina, serta Ida Nangyu dengan produk tas dan aksesori kulit ular piton yang produk-produknya dapat dijumpai di boothstand Indira Leather Phyton Skin.

Menurut MS Hidayat, dengan digelarnya pameran seperti ini, pelaku industri dalam negeri yang kebanyakan adalah UKM, seharusnya dapat mengoptimalkan akses pasar dalam negeri untuk membendung arus importasi akibat perjanjian CAFTA yang menurutnya harus diubah dari Free Trade menjadi Fair Trade.

Akan halnya Nita Yudi, selain sependapat dengan MS Hidayat, ia juga melihat sisi positif dari CAFTA, bahwa di Jawa Timur sejak tahun lalu telah masuk beberapa investor asing termasuk dari China dan Vietnam. Dengan masuknya investasi, berarti ada tenaga kerja yang terserap.

“Tapi menjadi catatan bagi pemerintah di Jawa Timur, agar meningkatkan program pelatihan bagi tenaga kerja pendukung produksi alas kaki. Saat ini saja Jawa Timur butuh 45.000 tukang jahit untuk pabrik alas kaki. Jangan sampai terjadi pembajakan atas tenaga kerja terampil dari pabrik alas kaki lokal.” Ujar Nita Yudi.

Apa yang dikatakan Nita Yudi dibenarkan Purnomo Probo Nugroho, pemilik sandal fashion bermerek Dhiif’s. Masuknya investasi asing ternyata tak diimbangi dengan pelatihan yang cukup secara kuantitas sehingga terjadi apa yang disebutnya pembajakan tenaga kerja. Ditempatnya saja, yang sebelumnya memiliki 150 tenaga kerja, kini tinggal 50 orang saja. Sehingga kapasitas produksi juga menurun drastis dari 7.000 pasang perhari kini hanya mampu sekitar 2.000 pasang perhari. Pelatihan tenaga kerja dan pembinaan akan menjadi proteksi agar bisa tetap survive disamping perlu proteksi pasar. Dengan kenyataan ini, Purnomo kemudian mengubah strategi dalam berbagai hal mulai dari produksi hingga pemasarannya. Artikel Asli DISINI

Posting Komentar

1 Komentar