Berikut Surat Rasulullah kepada Heraclius (Raja Romawi) - yang dibawa oleh Dihyah al-Kalbi:
"Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Dari Muhammad hamba  Allah dan utusan-Nya kepada Heraclius pembesar Romawi. Salam sejahtera  bagi yang mengikuti petunjuk yang benar. Dengan ini saya  mengajak tuan menuruti ajaran Islam. Terimalah ajaran Islam, tuan akan  selamat. Tuhan akan memberi pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan  menolak, maka dosa  orang-orang Arisiyin—Heraklius bertanggungjawab atas dosa rakyatnya karena dia merintangi mereka dari agama—menjadi tanggungiawab tuan. 
Wahai orang-orang Ahli Kitab. Marilah sama-sama kita berpegang pada kata yang sama antara kami dan kamu, yakni bahwa tak ada yang kita sembah selain Allah dan kita tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun,  bahwa yang satu takkan mengambil yang lain menjadi tuhan selain Allah.  Tetapi kalau mereka mengelak juga, katakanlah kepada mereka, saksikanlah  bahwa kami ini orang-orang Islam."
Ketika Rasulullah Saw mengirim surat kepada Kaisar Heraclius dan  menyerukan kepada Islam. Pada waktu itu Kaisar sedang merayakan  kemenangannya atas Negeri Persia.
Begitu menerima surat dari Rasulullah Saw, Sang Kaisar pun  berkeinginan untuk melakukan penelitian guna memeriksa kebenaran  kenabian Muhammad Saw. Lalu Kaisar memerintahkan untuk mendatangkan  seseorang dari Bangsa Arab ke hadapannya. Abu Sufyan ra, waktu itu masih  kafir, dan rombongannya segera dihadirkan di hadapan Kaisar.
Abu Sufyan pun diminta berdiri paling depan sebagai juru bicara  karena memiliki nasab yang paling dekat dengan Rasulullah Saw. Rombongan  yang lain berdiri di belakangnya sebagai saksi. Itulah strategi Kaisar  untuk mendapatkan keterangan yang valid.
Maka berlangsunglah dialog yang panjang antara Kaisar dengan Abu Sufyan ra. Kaisar Heraclius adalah seorang yang cerdas dengan pengetahuan yang luas. Beliau bertanya dengan taktis dan mengarahkannya kepada ciri seorang nabi. Abu Sufyan ra juga seorang yang cerdas dan bisa membaca arah pertanyaan Sang Kaisar. Namun beliau dipaksa berkata benar walaupun berusaha memberi sedikit bias.
Di akhir dialog Sang Kaisar mengutarakan pendapatnya. Inilah ciri-ciri seorang nabi menurut pandangannya dan sebagaimana telah dia baca di dalam Injil. Ternyata semua ciri yang tersebut ada pada diri Rasulullah Saw.
Maka berlangsunglah dialog yang panjang antara Kaisar dengan Abu Sufyan ra. Kaisar Heraclius adalah seorang yang cerdas dengan pengetahuan yang luas. Beliau bertanya dengan taktis dan mengarahkannya kepada ciri seorang nabi. Abu Sufyan ra juga seorang yang cerdas dan bisa membaca arah pertanyaan Sang Kaisar. Namun beliau dipaksa berkata benar walaupun berusaha memberi sedikit bias.
Di akhir dialog Sang Kaisar mengutarakan pendapatnya. Inilah ciri-ciri seorang nabi menurut pandangannya dan sebagaimana telah dia baca di dalam Injil. Ternyata semua ciri yang tersebut ada pada diri Rasulullah Saw.
Kaisar Heraclius telah mengetahui tentang Rasulullah Saw dan  membenarkan kenabian beliau dengan pengetahuan yang lengkap. Akan tetapi  ia dikalahkan rasa cintanya atas tahta kerajaan, sehingga ia tidak  menyatakan keislamannya. Ia mengetahui dosa dirinya dan dosa dari  rakyatnya sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah Saw.
Dengan kecerdasan dan keluasan ilmunya Kaisar bisa mengetahui kebenaran kenabian Rasulullah Saw. Bahkan Kaisar menyatakan : “Dia (maksudnya Rasulullah Saw) kelak akan mampu menguasai wilayah yang dipijak oleh kedua kakiku ini.” Saat itu Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Baitul Maqdis.
Abu Sufyan ra menceritakan dialog ini setelah masuk Islam dengan keislaman yang sangat baik, sehingga hadits ini diterima. Kaisar lalu memuliakan Dihyah bin Khalifah Al-Kalby dengan menghadiahkan sejumlah harta dan pakaian. Kaisar pun memuliakan surat dari Rasulullah Saw.
Sumber: voa-i
Abu Sufyan ra menceritakan dialog ini setelah masuk Islam dengan keislaman yang sangat baik, sehingga hadits ini diterima. Kaisar lalu memuliakan Dihyah bin Khalifah Al-Kalby dengan menghadiahkan sejumlah harta dan pakaian. Kaisar pun memuliakan surat dari Rasulullah Saw.
Sumber: voa-i
0 Komentar