A+|2 Januari 1987 - Diantara sembilan Kepala Negara atau kepala pemerintahan yang berkunjung ke Indonesia selama tahun 1986 barangkali yang paling banyak menarik perhatian publik adalah kedatangan Presiden Corazon C. Aquino dari Filipina dan Presiden Ronald Reagan dari Amerika Serikat.
Corazon atau lebih populer dipanggil Cory melakukan kunjungan kenegaraan di Indonesia minggu terakhir Agustus lalu, menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia selain karena suka-duka perjuangannya sampai menjadi orang pertama di negerinya tapi juga karena keberaniannya mengesampingkan kemungkinan kudeta selama lawatan pertamanya keluar negeri tersebut sebagaimana banyak dikhawatirkan.
Perhatian besar publik atas wanita berpenampilan sederhana namun anggun itu mungkin dapat ditandai dari gencarnya pemberitaan di media massa serta padatnya sambutan penduduk Jakarta di sepanjang jalan yang dilewati tamu negara itu.
Salah satu kantor berita asing di Jakarta misalnya, sampai mengirim lebih dari sepuluh berita foto tentang Cory di Indonesia, ke pusat regionalnya di Hongkong, suatu jumlah pengiriman yang luar biasa bagi sebuah kantor berita internasional. Sedang berita tulisnya, menurut koresponden kantor berita itu, dimuat oleh hampir semua surat kabar di dunia.
Kunjungan Presiden Reagan dan isterinya, Nancy, ke Bali awal Mei, juga tampaknya banyak menyita perhatian dunia. Sebab pemimpin negara adikuasa itu selain bertemu dengan Presiden Soeharto juga melakukan pembicaraan dengan para menlu negara-negara ASEAN, pada saat itu mereka menitipkan sejumlah pesan, untuk pertemuan tingkat tinggi pemimpin tujuh negara industri utama di Tokyo, Jepang, yang dihadiri Reagan.
Tamu negara lain yang berkunjung ke Indonesia selama tahun 1986 antara lain PM Selandia Baru David Lange dan isterinya, Raja Hussein dan Ratu Noor dari Yordania, Pangeran Norodom Sihanouk, Presiden Perancis Francois Mitterrand dan PM fudia Rajiv Gandhi dan isterinya serta Sultan Brunei Hasanal Bolkiah.
Satu lagi wanita pemimpin suatu bangsa yang menjadi tamu negara tahun 1 adalah Presiden Agahta Barbara dari Republik Malta suatu negara kecil di laut Mediterania.
Dalam tahun 1986 Presiden Soeharto menerima tidak kurang dari sepuluh tamu negara, dan diantaranya juga wanita yakni PM Maika Planing dari Yugoslavia dan PM Margeret Thatcher dari Kerajaan Inggris.
Padat
Kegiatan Presiden selarna tahun 1986 tampaknya tidak kalah padat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Boleh dikatakan hampir setiap hari kerja tercantum acara Presiden di papan informasi press-room Sekretariat Negara Jakarta, yang menjadi petunjuk bagi wartawan meliputnya.
Barangkali hanya hari Jum’at diharapkan wartawan yang bertugas di sana bisa santai, karena dihari itu biasanya tidak ada acara Presiden yang dapat diliput atau hanya tamu.
Selama ini para menteri dan para pejabat tinggi lain atau tamu perorangan biasanya lebih sering diterima Presiden di kantornya, Bina Graha. Barulah kalau ada tamu negara atau duta besar baru yang menyerahkan surat-surat kepercayaan atau rombongan yang dianggap istimewa Presiden menerima di Istana Merdeka, yang menghadap lapangan Monas.
Sedang Istana Negara (yang menghadap Jalan Ir. H. Juanda) biasanya digunakan untuk upacara atau peringatan yang undangannya berjumlah besar, misalnya pelantikan, penyematan tanda-tanda kehormatan dan pembukaan rapat kerja. Namun tidak jarang pula Presiden menerima tamu-tamunya di rumah kediaman di Jalan Cendana Jakarta.
Di tengah-tengah kesibukannya, Presiden cukup banyak melakukan kunjungan kerja ke daerah. Biasanya untuk meresmikan proyek pembangunan atau menghadiri suatu peristiwa penting.
Berdasarkan catatan selama tahun 1986 tidak kurang dari sembilan proyek pembangunan diresmikan Presiden, antara lain perluasan pabrik pupuk ZA, PT. Petrokimia di Gresik dan sejumlah pabrik di Jawa Timur, Pusat Aromatik di Plaju (Sumsel), proyek Pematusan di Tulungagung dan jalan tol di Surabaya – Gempol (Jatim) jembatan Mahakam di Samarinda (Kaltim) dan pabrik methanol di Bunyu (Kaltim).
Pertemuan dan peristiwa internasional yang diadakan di Jakarta dan pembukaannya dilakukan Presiden dalam tahun 1986 tercatat delapan peristiwa antara lain Kongres ke-5 Produktivitas Dunia, Kongres IV Federasi Kardiologi ASEAN, Kongres ke-19 Perhimpunan Ahli Gula Tebu Se dunia, pertemuan ke-6 para menlu ASEAN – MEE dan tentu usaha para pimpinan perusahaan dari Eropa dan negara lain.
Peristiwa internasional yang juga dihadiri Presiden adalah pembukaan Pekan Olahraga Penyandang Cacat negara negara Timur Jauh dan Pasifik di Surakarta (Jateng) serta kedatangan Obor Persahabatan Dunia di Jakarta 19 Nopember lalu.
Upacara tingkat nasional yang rnelibatkan kegiatan Presiden dalam tahun 1986 tercatat tidak kurang dari 20 kali, di antaranya yang cukup menonjol Kongres III Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Jambore Nasional Gerakan Pramuka, Pameran I Kedirgantaraan Indonesia (Air Show), Pencanangan Dasawarsa Anak lndonesia I 1996 Kongres Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (RA)
…
Jakarta, Merdeka
Sumber : MERDEKA (02/01/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 3-5.
0 Komentar