![]() |
A+ | Jakarta — Sebanyak 29 organisasi kemasyarakatan (ormas) dari berbagai latar belakang dan etnis mendeklarasikan sikap anti-premanisme dalam sebuah acara yang berlangsung di Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, Kamis (22/5/2025). Deklarasi bertajuk “Bersama Lawan Premanisme untuk Jakarta yang Lebih Aman dan Beradab” ini diprakarsai oleh Direktorat Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polda Metro Jaya.
Acara yang berlangsung sejak pukul 10.00 hingga 12.30 WIB itu dihadiri oleh lebih dari 250 orang dari berbagai elemen ormas dan kepolisian. Penjabat Direktur Binmas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Harry Muharram Firmansyah, S.I.K., serta Wakil Direktur Binmas AKBP I Gede Pasek hadir langsung untuk menyampaikan dukungan dan pengarahan.
Peta Keterlibatan Ormas
Berikut adalah daftar lengkap ormas yang ikut serta dalam deklarasi:
Dalam naskah deklarasi yang dibacakan bersama, seluruh ormas sepakat pada tiga poin utama:
- Menolak segala bentuk aksi premanisme yang meresahkan masyarakat.
- Mendukung penuh Polri dalam tindakan tegas memberantas premanisme demi menciptakan situasi aman dan tertib.
- Siap melaporkan segala bentuk aksi premanisme di lingkungan masing-masing.
Deklarasi ini dibacakan bersama dalam suasana yang penuh kekeluargaan, diakhiri dengan menyanyikan lagu “Padamu Negeri” dan sesi foto bersama.
Data: Ormas dan Keterlibatan
Secara demografis, ormas yang hadir mencerminkan keberagaman etnis dan wilayah Jakarta. Dari total 29 ormas:
- 12 ormas berbasis etnis lokal dan tradisional, seperti Betawi, Banten, Sunda, Batak, dan Maluku.
- 9 ormas nasional dengan struktur kuat, seperti Pemuda Pancasila, FKPPI, dan PPM.
- 8 ormas komunitas modern dan kemasyarakatan, seperti Kaliber Indonesia Bersatu dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu.
Polda Metro Jaya mencatat bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi soft approach dalam menjaga keamanan wilayah. “Sinergi antara Polri dan ormas merupakan kunci pencegahan aksi-aksi yang berpotensi menimbulkan keresahan sosial,” ujar Kombes Harry dalam sambutannya.
Menuju Jakarta Aman dan Beradab
Rangkaian acara ditutup dengan ramah tamah antarormas, memperkuat jejaring komunikasi lintas komunitas. Pihak penyelenggara berharap deklarasi ini tidak berhenti pada seremoni, tetapi menjadi gerakan moral dan sosial yang terus berlanjut di lingkungan masing-masing.
“Jakarta harus jadi rumah bersama yang aman bagi semua. Tidak boleh ada yang merasa takut di jalan, pasar, atau terminal karena ulah segelintir oknum,” ujar AKBP I Gede Pasek.
Dengan langkah kolektif ini, Polda Metro Jaya dan seluruh ormas menegaskan bahwa premanisme bukan bagian dari budaya Jakarta, dan bahwa keberadaban adalah arah baru yang hendak dituju bersama.
0 Komentar