Laporan: Agus Wiebowo | Editor: Mahar Prastowo
A+ | Kota Bekasi – Dentuman musik pengiring senam menggema dari lantai tiga Wisma Aulia Azizziyah, Kamis pagi, 22 Mei 2025. Di atas lapangan futsal, sekitar 200 anak usia PAUD, TK, hingga SD dari berbagai Majelis Taklim di bawah naungan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, tampak bersemangat mengikuti setiap gerakan senam yang dipandu instruktur.
Kegiatan bertajuk “Senam Indonesia Hebat” ini menjadi agenda tahunan gabungan Majelis Taklim seperti Baitul Haq, Miftahul Jannah, Baitul Jannah, Baitul Hikmah, hingga komunitas anak-anak dari Wisma Mansurin. Selain anak-anak, para dewan guru juga turut ambil bagian dalam senam massal tersebut.
“Kegiatan seperti ini rutin kami gelar, hanya saja jarang diekspos,” ujar Sariman, S.Pd., Ketua Panitia, kepada LUGAS. Ia menambahkan bahwa senam tahunan ini dirancang bukan sekadar untuk menyehatkan jasmani, melainkan juga menanamkan nilai-nilai karakter sejak dini.
Karakter yang dimaksud bukan hanya disiplin dan kerja sama. LDII merumuskan secara spesifik 29 karakter luhur yang ingin mereka tanamkan ke generasi penerus—mulai dari jujur, amanah, sederhana, hingga gigih dan berilmu. “Ini bagian dari cita-cita kami membentuk Generus (generasi penerus) LDII yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Sariman.
Gerakan-gerakan dalam senam yang dibawakan oleh Ade Nasir, guru SMP Negeri 52 Kota Bekasi, juga dikurasi untuk merangsang motorik dasar anak. Beberapa di antaranya bahkan diadaptasi dari senam populer seperti Poco-Poco versi Guinness World Record (GWR), Senam Kewer-Kewer, dan Senam Temanpun Kasih.
Ade Nasir mengaku kagum dengan antusiasme anak-anak dan pelibatan guru dalam kegiatan ini. “Ini kegiatan yang sangat positif. Senam bukan hanya soal kesehatan, tapi juga soal silaturahmi dan semangat kebersamaan,” ujar Ade kepada LUGAS.
Senam massal ini, menurut panitia, sekaligus menjadi sarana rekreasi edukatif bagi anak-anak LDII di tengah rutinitas belajar agama dan sekolah. “Kami ingin mereka tumbuh sehat secara fisik, tapi juga kuat secara mental,” ucap Sariman.
Pandangan serupa disampaikan H. Slamet Sudibyo, Dewan Penasehat PAC LDII Kayuringin Jaya. Menurutnya, pendidikan karakter di LDII dirancang holistik dan terintegrasi dalam berbagai kegiatan, termasuk senam. “Kalau kita hanya menekankan kecerdasan tanpa akhlak, itu tidak cukup. Bonus demografi 2045 butuh generasi emas yang juga berkarakter,” kata Slamet.
Ia berharap kegiatan seperti ini bisa direplikasi di wilayah lain. “Bukan hanya soal LDII, tapi soal bagaimana membangun fondasi karakter anak Indonesia sejak dini,” ujarnya.
Dalam sebuah era yang digadang-gadang sebagai “Indonesia Emas”, tampaknya para guru dan orang tua di lingkungan LDII Kayuringin Jaya ingin memastikan bahwa generasi penerusnya tidak hanya bugar dan cerdas, tapi juga berbudi pekerti.
[A+]
0 Komentar