A+ | Sudah banyak orang Indonesia yang pergi ke Swiss. Untuk kuliah. Untuk bekerja. Untuk liburan. Bahkan untuk mengejar cinta.
Tapi… wedang jahe pergi ke Swiss? Itu baru berita.

Dan bukan wedang jahe dalam termos besar yang dibawa para bapak-bapak piknik ke Puncak setiap Lebaran. Ini wedang jahe yang keluar dari mesin kapsul—ya, kapsul, seperti kopi modern yang disukai orang-orang Zurich. Bahkan kunyit asam pun kini bisa Anda seduh sambil memandang Pegunungan Alpen.

Semua itu terjadi karena satu nama: NOD.
Sebuah mesin kapsul pintar buatan anak muda Indonesia, yang tiba-tiba jadi bintang di Swiss Coffee Festival 2025.


Panggung Eropa, Satu-satunya dari Indonesia

Saya pernah menghadiri berbagai pameran kopi. Satu hal yang pasti: yang namanya festival kopi biasanya didominasi oleh brand global dengan booth megah, desain minimalis, bean grinder yang harganya bisa setara Avanza, dan roaster yang fasih bicara soal fruity notes dan clean finish.

Tapi tahun ini, di StageOne Zurich Oerlikon, ada yang berbeda.

Di tengah deretan brand Eropa, berdirilah satu booth dengan warna yang tidak biasa. Cerah. Hangat. Aroma rempahnya mencuri atensi. Orang datang bukan untuk mencari espresso, tapi untuk bertanya:

"What is… wedang jahe?"

Ini sesuatu yang bahkan Starbucks belum punya.

Itulah NOD.
Satu-satunya peserta dari Indonesia.
Diundang langsung oleh KBRI Bern dan KADIN Indonesia–Swiss.


Ada pemandangan menarik.
Ketika mereka mencicip wedang jahe.
Wajah-wajah Eropa yang biasanya datar berubah menjadi ekspresi campuran antara terkejut dan ingin tahu. Lalu mereka kembali. Minta satu lagi.

Galuh, Head of Research NOD., mungkin tidak menyangka bahwa menu ibu-ibu pasar ini bisa membuat warga Swiss tersenyum.


Dari 10.000 Mesin di Indonesia ke Zurich

Sebenarnya kisah ini tidak dimulai di Swiss.
Kisah ini dimulai dari ratusan vending machine di sudut-sudut mal Indonesia tahun 2019.
Nama ekosistemnya: JumpStart Indonesia.

Saya pernah lihat vending machine mereka di beberapa tempat. Kopi. Es krim. Cotton candy yang bisa membuat gulali berbentuk hati atau bintang.

Siapa sangka dari mesin-mesin itu akhirnya lahir NOD.—mesin kapsul pintar buatan Indonesia yang bisa menyeduh lebih dari 50 jenis minuman. Bukan hanya kopi, tapi juga matcha, cokelat, wedang, hingga jamu.

Ketika diluncurkan akhir 2024, saya pikir ini hanya tren sesaat.
Ternyata salah.
Dalam satu tahun, NOD. terjual lebih dari 8.000 unit dan masuk ke hotel, kantor, dan rumah-rumah orang kota.

Tahu-tahu, tahun 2025, mereka sudah berada di Swiss.





Diplomasi Kopi dan Jamu

Saya selalu percaya: diplomasi tidak selalu harus lewat meja perundingan.
Kadang diplomasi paling efektif justru lewat hal-hal sederhana: makanan, minuman, rasa.

Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Ngurah Swajaya, sangat paham itu.

“Partisipasi ini memperkuat posisi kopi Indonesia sebagai kopi unggulan dunia,” katanya.
Benar. Tapi bukan hanya kopi.
Untuk pertama kalinya, jamu Indonesia juga tampil sebagai produk modern, bukan warisan kuno yang harus direbus lama-lama.

Ini mungkin awal dari diplomasi rasa Nusantara.


Langkah Pertama di Benua Biru

Setelah festival berakhir, ada satu pertanyaan penting:
Apa selanjutnya?

NOD. tidak ingin berhenti di Zurich.
Mereka ingin mempelajari preferensi rasa orang Swiss.
Mereka ingin bekerja sama dengan roaster dan distributor lokal.
Mereka sedang memulai proses sertifikasi Eropa—langkah yang tidak mudah.

Dan mereka sedang merencanakan pilot project di hotel, coworking space, dan restoran Indonesia di Swiss.

Raynald Rabindra Soeharto, CMO JumpStart Indonesia, menyebut langkah ini sebagai the beginning.

“NOD. adalah cara baru membawa identitas Indonesia ke dunia,” katanya.
Dan saya percaya itu.


Wedang Jahe di Tangan Orang Swiss

Saya membayangkan masa depan.
Orang Swiss bangun pagi, udara dingin menggigit. Mereka menyalakan mesin NOD.
Dan dari mesin itu keluar minuman hangat:
wedang jahe,
kunyit asam,
lemongrass elixir,
atau kopi dari Bali yang mungkin ditanam di lereng pegunungan yang tak kalah cantik dari Alpen.

Jika itu terjadi, maka ini bukan sekadar inovasi.
Ini revolusi rasa.

Dan siapa yang memulainya?
Anak muda Indonesia.
Dengan mesin kapsul.
Dengan rasa Nusantara.
Dengan keberanian untuk mencoba hal yang tidak terpikirkan orang lain.


Jika Anda bertanya apa makna terbesar dari kehadiran NOD. di Swiss, jawabannya sederhana:

Indonesia akhirnya punya produk minuman modern yang bisa membuat dunia berhenti sejenak dan berkata,
“Rasanya unik.”

Dan dari situlah semuanya dimulai.