A+

6/recent/ticker-posts

PERAN MAK EROT dalam PERTUMBUHAN EKONOMI



Kajian ilmiah pemberdayaan local wisdom bagi pembangunan ekonomi kontemporer
Sebuah pendekatan baru guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Oleh KI JENGGUNG

SAYANG sekali Mak Erot sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Kalau masih hidup, dia akan menjadi tokoh top, staf khusus Presiden Bidang Ekonomi Ajaib. Bukankah staf khusus presiden memang suka yang ajaib-ajaib? Seperti misalnya benih  padi unggul “ajaib” yang gagal, blue energy yang menggelikan, dan piramida Garut yang prematur.

Posisi Mak Erot ini akan sangat khusus, sebab dia mampu membesarkan barang kecil menjadi besar dengan teknik di luar nalar ilmu Barat. Mak Erot akan diberi tugas membesarkan alat juga. Bukan alat vital pria, melainkan alat propaganda pemerintah yaitu “Pertumbuhan Ekonomi”.  Sekarang ini pemerintah punya azimat yaitu “Pertumbuhan Ekonomi 6% lebih sedikit”. Ini pertumbuhan yang paling mencengangkan, menunjukkan kinerja kabinet yang tak ada tolok tandingnya di mana pun dan bukti bahwa pemerintahan SBY mampu memenuhi slogan kampanyenya dulu yaitu: Ayo Kita Bisa! Dan: Bersama Kita Bisa!

Mak Erot, tokoh kita

Oh, ya, perlu diperkenalkan dulu siapa Mak Erot yang sudah almarhumah itu, terutama bagi mereka yang masih terlalu muda, terlalu alim, dan kurang pengetahuan tentang  ilmu faal serta yang tak paham cabang ilmu seksologi yaitu bidang kenakalan pria tingkat lanjut.

Mak Erot dipercaya sebagai pakar pembesaran penis (pria tentunya), tinggal di Cisolok, sebelah barat Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Dulu rumahnya hanya dapat dicapai memakai ojek sepeda motor dari terminal bus Cisolok, dengan tarif Rp20 ribu sekali jalan (catatan editor: 200ribu-1juta, itupun belum tentu diantar ke Mak Erot yang asli). Mahal, tapi itulah risiko yang harus diambil pria nakal yang ingin lebih nakal lagi.

Teknik yang dipakai  belum dikenal di negeri Barat, yang paling-paling memakai tabung vakum atau menyisipkan batang plastik silikon. Pria yang berkemauan besar itu disuruh oleh Mak Erot menjalani ritual bersuci, kemudian memakan ketan yang dimasak dalam tabung bambu sebesar ukuran yang diinginkan, lantas memakan terong hutan yang telah diberi jampi-jampi. Setelah itu benda vital diurut dari pangkal hingga ke ujung beberapa kali dengan iringan mantra-mantra. Selang beberapa hari penis tumbuh sesuai keinginan. Risikonya si pria yang mendapatkan ‘alutsista’ baru tersebut diharuskan berpantang makan terong selama hidupnya. Bila dilanggar senjata andalan pasien akan mungkret , menyusut sesuai apa yang sudah diberikan Tuhan padanya. Rasain!

Peran Mak Erot dalam pertumbuhan ekonomi

Mak Erot sebagai warganegara yang baik wajib menyumbangkan atau istilah kerennya berkontribusi bagi pembangunan atau pertahanan bangsa dan negaranya, sesuai UU Pertahanan Negara, sesuai potensinya. Kebetulan Mak Erot punya ilmu pembesar penis. Tapi, apa iya dia mau membesarkan penis para Menteri Kabinet, anggota DPR RI, polisi, jaksa dan hakim? Oh, tidak. Sebab, tak semuanya pria, ada perempuannya juga, yang sama-sama punya potensi untuk berbuat buruk. Kalau untuk perempuan ya saru alias pamali. Kontribusi Mak Erot pada perekonomian lingkungannya jelas besar, sebab dari kegiatan tersebut para tetangga ikut kebagian rezeki.

Oleh sebab itu, tentunya, Mak Erot dapat memperbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 6% lebih sedikit menjadi sebesar apa maunya pemerintah, misalnya delapan atau sepuluh persen sekali pun! Pertumbuhannya itu nanti didapat dengan cara memencet bagian bawah, yaitu rakyat jelata lantas diurut atau diplurut sampai ke atas berkali-kali, dikasih makan ketan impor, garam impor, buah-buahan impor dan jampi-jampi ilmu bual.  

Benda besar ini nanti yang akan diumumkan ke sana kemari sebagai prestasi ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu Episode 2.

Mati kelaparan

Ah, mengada-ada, begitu mungkin kata Anda. Jawabnya ya gampang saja: angka pertumbuhan ekonomi itu pun seperti mengada-ada. Sebab kalau pembangunan ekonomi kita sehat dengan melibatkan rakyat, maka tak ada orang mati kelaparan, bunuh diri karena alasan ekonomi. Lihat saja di Lebak, yang sejak zaman Belanda sudah jadi sarang kemiskinan sehingga Asisten Residen Douwes Dekker alias Multatuli sampai gerah melihatnya, belum lama ini di daerah tersebut ditemukan satu keluarga—terdiri atas ayah, ibu, dan sembilan anak—terkapar karena gizi buruk. Mereka lantas dirawat di puskesmas terdekat. Sampai hari Kamis pekan lalu salah seorang di antaranya tewas. Lantas, berapa jumlah orang semacam itu di tanah air? Banyak.

Lho, katanya kemiskinan sudah turun? Ya, memang sudah turun, artinya turun-temurun.

Lha, kabarnya jumlah orang miskin sudah berkurang? Ya, sudah berkurang, sebab pada mati semua satu per satu.

Lantas untuk apa dong pertumbuhan 6% lebih sedikit itu? Kata orang pintar, separuh dari perputaran ekonomi kita dikuasai oleh segelintir orang saja, sekitar 1% lebih sedikit. Tentunya mereka ini orang bermodal kuat. Rakyat, hanya sebagai tumbal kekuasaan saja, dipencet-pencet lantas hasilnya didorong ke orang-orang di lapisan atas seperti teknik Mak Erot. Jadi jelas teknik a la Mak Erot valid untuk diterapkan di bidang lain, bukan?

Orang pintar dan bijak bilang bahwa pertumbuhan ekonomi sejati hanyalah berarti banyak bila menyejahterakan rakyat secara merata, seperti dituntut   UUD 1945 sebelum dimutilasi para antek alias kolaborator kapitalis atau neo-kolonialis.

Satu-satunya cara paling hebat untuk memperbesar angka pertumbuhan dengan mudah, murah, cepat,  ya pakai jasa Mak Erot, tentunya.

Lha, tapi bagaimana, wong Mak Erot sudah meninggalkan dunia?

Ah, gampang saja. Negeri kita ‘kan banyak memiliki tukang sulap angka, baik di tempat adanya statistik, di kementerian-kementerian serta yang paling tampak adalah di tempat di mana uang berkumpul. (copyright: o...posisi)

Posting Komentar

0 Komentar