A+

6/recent/ticker-posts

Refleksi HUT IWAPI Ke-36: "Siap Jadi Mitra Pemerintah Sukseskan Gerakan Kewirausahaan Nasional"



“Di usia ke 36 tahun ini IWAPI telah memiliki jumlah anggota sekitar 18.000 perempuan pengusaha di 32 Provinsi, dengan presentasi 85% adalah pengusaha kecil dan mikro, 13% pengusaha Menengah dan 2% pengusaha Besar. Dengan modal potensi tersebut kami bertekad mewujudkan wirausaha tangguh berdaya saing untuk memajukan perekonomian nasional.” Kata Ir. Dyah Anita Prihapsari, MBA, Ketua Umum DPP Iwapi yang akrab disapa Nita Yudi, ini dalam sambutan peringatan HUT IWAPI ke-36 di Jakarta, Senin (21/2).

Untuk mewujudkan tekad tersebut, demikian disampaikan Nita Yudi, DPP IWAPI dengan dilandasi semangat kewirausahaan dan mem bangkitkan semangat kebersamaan, mengusungkan  Program Kerja yang difokuskan pada 3 kelemahan UMKM yaitu  Program Pengembangan Sumber Daya Manusia, Program Peningkatan Pembiayaan dan Program Pengembangan Pemasaran Produk.

Semangat dalam mengusung program kerja diatas, dituangkan dalam tema Peringatan HUT IWAPI ke-36 ini , yaitu ‘Dengan Semangat Kewirausahaan IWAPI Bertekad Mewujudkan Wirausaha Yang Tangguh Dan Berdaya Saing untuk Memajukan perekonomian Indonesia’.

“Tema tersebut disesuaikan dengan GKN ( Gerakan Kewirausahaan Nasional ) yang baru dicanangkan oleh Presiden pada tanggal 2 Februari yang baru lalu di Jakarta. Karena Negara yang maju harus memiliki minimal 2% wirausaha dari total jumlah penduduknya, sehingga jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan dapat ditekan dan tercapainya kesejahteraan rakyat.” Ujar Nita Yudi menegaskan.

Maka demi tercapainya  program tersebut, IWAPI mengedepankan sikap kemitraan dengan semua pihak terkait, seperti sinergi pihak pemerintah, BUMN, Swasta bahkan dengan luar negeri.

IWAPI juga berharap adanya kepedulian pemerintah untuk selalu memberi  kemudahan bagi para pengusaha baik dari  Kepastian Hukum, Ketahanan Pangan/ Kestabilan harga termasuk harga Tarif Dasar Listrik dll sampai kredit bank yang masih cukup tinggi, hingga persentase pajak dan pungutan retribusi penyebab ekonomi biaya tinggi. 

“Di usia ke-36 ini IWAPI siap menjadi mitra strategis pemerintah sukseskan Gerakan Kewirausahaan Nasional agar terwujud wirausahawan tangguh, mandiri, dan berdaya saing untuk memperkokoh Perekonomian Indonesia dalam mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia”. Pungkas Nita Yudi yang kini makin mantap memimpin IWAPI. (*)


Tentang IWAPI

Ide mengenai wadah organisasi perempuan pengusaha muncul tahun 1970-an dari kerisauan dua kakak beradik Kemala dan Dewi, putri pengusaha besar asal Palembang Basyarudin Rahman Motik (Motik singkatan dari Maju Olehmu Tanah Indonesia Kita). Keduanya risau melihat kaum wanita memiliki peran penting dalam dunia usaha namun masih berjalan sendiri-sendiri. Agar peranserta para wanita pengusaha di berbagai daerah kian nyata dalam pembangunan ekonomi bangsa, keduanya berniat menghimpun dan menjalinkan kerjasama di segala bidang usaha secara terkoordinasi, sehingga mampu melahirkan sinergi lebih berarti.

Gagasan disambut baik oleh wanita pengusaha seperti Mirta Kartohadiprodjo, Dotty Ibnu Sutowo, Linda Spiro, Linda Latief, Astari Harun Alrasyid, Astrid Soerjantono Soerjo, Ratih Dardo, dan Niniek Soerjo Adiwarsita. Bersamaan perayaan Tahun Wanita Internasional pada 10 Februari 1975, berdirilah IPWI (Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia) dengan kesepuluh wanita tersebut sebagai  pendiri, serta sebagai penasihat adalah Nyonya Herawati Diah, Lasmidjah Hardi, dan Hanny Malkan.

Organisasi didirikan dengan 3 tujuan: membina persatuan dan kerjasama para wanita pengusaha Indonesia di bidang ekonomi dan usaha; meningkatkan pengetahuan serta keterampilan sebagai pengusaha; dan meningkatkan peranserta aktif dalam masyarakat Indonesia yang sendang membangun.

Organisasi dengan cepat berkembang ke seluruh Indonesia dan berperan aktif memperjuangkan kepentingan di dunia usaha. Berbagai Kerjasama dijalin antara lain dengan BPEN sehingga berkesempatan selalu ikutserta dalam pameran didalam dan luar negeri; Bank pemerintah dan swasta untuk meningkatkan permodalan anggota;  LPPM-UI dan Sekolah Perhotelan NHI Bandung, serta mengitim anggota studi ke International Marketing Institute di Cambridge, dan Indonesia Senior Executive Program di Fontainebleau, Prancis. Dan sejak 5 Desember 1979, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, dibentuk Pusat Pendidikan IWAPI berupa kursus katering dan garmen, dan ternyata hingga kini paling banyak diminati.

Di usia ke-36, IWAPI sebagai asosiasi pengusaha perempuan di Indonesia semakin dewasa dalam menjejakkan langkah menapak perjuangan perempuan pengusaha di Indonesia, serta semakin kokoh peran dan jati dirinya di kancah Internasional. Dengan visi yang baru diusung berupa “Menjadi organisasi perempuan pengusaha terbaik tingkat Nasional dan Internasional” IWAPI bersama 18,000 anggotanya yang tersebar 32 propinsi di Indonesia berusaha dengan segenap kemampuannya untuk melaksanakan Misi IWAPI yaitu 1) Memberdayakan dan memperkuat kaum perempuan di dalam UKM melalui peningkatan kemampuan anggota untuk mengelola usaha anggota, mendapatkan akses  terhadap teknologi baru, pemasaran dan pembiayaan. 2) Memperjuangkan anggotanya dengan berbagai cara antara lain advokasi, pelatihan (ketrampilan teknis, manajeman dan sumber daya manusia), dan networking.

Ketua IWAPI Dari Masa Ke Masa:
1.       DR. Kemala Motik Abdul Gafur (1975-1982)
2.       DR. Hj. Dewi Motik Pramono (1982-1992)
3.       Netty B. Rianto (1992-1997) ;
4.       Suryani Sidik Motik (1997-2007) ;
5.       Rina Fahmi Idris (2007-2010);
6.       Ir. Dyah Anita Prihapsari., MBA / Nita Yudi (2010 – 2015)


Posting Komentar

0 Komentar