JurnalInacraft-Tak banyak event yang selalu ditunggu-tunggu tiap tahun di Indonesia. Kalau negeri ini memiliki pameran komputer dan otomotif yang selalu dibanjiri masyarakat, maka Inacraft yang pameran kriya itu, mampu menyamai popularitas pameran komputer dan otomotif.
Walhasil setiap tahun, di bulan April, Jakarta Convention Center selalu riuh dengan pelaku industri kreatif di bidang kerajinan tangan. Inacraft dengan pasti mengukuhkan diri menjadi pameran yang sukses menggabungkan konsep business to consumer dan business to business. Pameran ini menjadi semacam persilangan pertemuan tahunan, para pekerja seni memamerkan karya mereka. Pembeli asing yang kerap menghadiri Inacraft, di antaranya pembeli dari Singapura, Brunei, Jepang, Thailand, Australia, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan.
Di sisi lain, Inacraft menjadi semacam pelestari produk kriya yang dimiliki oleh seribu lebih suku bangsa di Indonesia. Dengan tema From Smart Village to Global Market, Inacraft memiliki harapan besar mengangkat mengangkat pengrajin dari desa kecil menuju pasar global.
“Pameran ini memiliki fungsi dan tujuan untuk melindungai dan memfasilitasi produksi kerajinan tangan dan meningkatkan kualitasnya, agar pantas bersaing dengan produk dari negara lain,” ujar Bramantyo, Presiden Direktur Mediatama Binakreasi. Sebagai salah satu pameran kerajian tangan terbesar di Asia, pameran ini menjadi arena promosi kerajinan tangan produksi Indonesia, untuk pasar domestik dan internasional dengan kualitas tinggi.
Sebagai fungsi untuk melestarikan seni kerajinan tradisional, setiap tahun Inacraft selalu menampilkan ikon kerajinan tangan milik provinsi-provinsi yang ada di Indonesia. Tahun ini Lampung dengan seni dan budayanya menjadi ikon Inacraft 2011. Tahun lalu, Sumatera Selatan menjadi ikon dengan tema besar Seni di Bumi Sriwijaya.
Tema yang mengambil khasanah budaya provinsi-provinsi di nusantara ini sudah menjadi tradisi Inacraft sejak pertama kali dihelat pada 1999. Saat itu, Yogyakarta dengan seni kerajinannya, menjadi pusat perhatian pengunjung pameran itu. Berikutnya Bali dengan seni topeng di 2000. Menariknya, Asephi tidak hanya mengangkat tema wilayah-wilayah yang sentra industri kerajinannya sudah mapan. Namun wilayah-wilayah lain semisal Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah pernah menjadi ikon, dan menarik perhatian besar pengunjung.
0 Komentar