A+

6/recent/ticker-posts

Transmigrasi dan Swasembada Pangan, Keberhasilan Orde Baru yang Masih Relevan Dijadikan Program Unggulan

 



A+ | Era kepemimpinan Presiden Soeharto di Indonesia, yang berlangsung dari tahun 1967 hingga 1998, ditandai dengan berbagai program pembangunan nasional yang ambisius. Diantara program-program tersebut, dua yang paling mencolok adalah program transmigrasi dan upaya mencapai swasembada pangan. Mari kita selidiki keberhasilan kedua program ini, serta dampaknya terhadap masyarakat dan ekonomi Indonesia.


1. Program Transmigrasi


Program transmigrasi, yang dimulai pada era kolonial Belanda, menjadi salah satu pilar pembangunan nasional di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi tekanan penduduk di Pulau Jawa, yang dianggap terlalu padat, dengan memindahkan mereka ke pulau-pulau lain di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.


Keberhasilan Program Transmigrasi:

1. Pengurangan Kepadatan Penduduk: Program transmigrasi berhasil mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan meningkatkan distribusi penduduk di seluruh Indonesia.
2. Pembukaan Lahan Baru: Transmigrasi membuka lahan-lahan baru di luar Jawa, memungkinkan pengembangan pertanian dan infrastruktur di wilayah-wilayah tersebut.
3. Pengembangan Potensi Daerah: Melalui transmigrasi, potensi ekonomi dan sumber daya alam di luar Jawa dapat dimanfaatkan lebih optimal, meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal.
4. Peningkatan Solidaritas Nasional: Program transmigrasi juga dianggap sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan nasional dengan menghubungkan berbagai etnis dan budaya di Indonesia.


2. Swasembada Pangan

Swasembada pangan, atau kemandirian pangan, merupakan tujuan yang diperjuangkan secara aktif oleh pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Hal ini dicapai melalui berbagai program dan kebijakan untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Keberhasilan Swasembada Pangan:

1. Peningkatan Produksi Pangan
: Melalui program intensifikasi pertanian dan pengembangan infrastruktur irigasi, produksi pangan dalam negeri berhasil ditingkatkan secara signifikan.
2. Diversifikasi Pertanian: Pemerintah juga mendorong diversifikasi pertanian, memperkenalkan tanaman baru dan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian.
3. Pengendalian Harga Pangan: Swasembada pangan membantu mengendalikan harga pangan di dalam negeri dan mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional.
4. Kemandirian Ekonomi: Keberhasilan mencapai swasembada pangan juga dianggap sebagai langkah menuju kemandirian ekonomi nasional dan mengurangi ketergantungan pada negara-negara lain dalam hal pangan.


Dampak Sosial dan Ekonomi


Kedua program ini memiliki dampak yang luas terhadap masyarakat dan ekonomi Indonesia. Secara sosial, transmigrasi mempengaruhi komposisi demografis dan keberagaman budaya di berbagai wilayah, sementara swasembada pangan memberikan rasa aman pangan bagi masyarakat dan mengurangi kemiskinan di pedesaan.

Dari segi ekonomi, transmigrasi membuka peluang baru bagi investasi dan pengembangan ekonomi lokal di daerah-daerah yang terpinggirkan, sementara swasembada pangan memperkuat ketahanan pangan nasional dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Kesimpulan

Meskipun terdapat kontroversi dan kritik terhadap kedua program ini, tidak dapat disangkal bahwa transmigrasi dan swasembada pangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional di Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Keberhasilan kedua program ini, meskipun tidak tanpa tantangan dan kekurangan, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, distribusi penduduk, dan ketahanan pangan negara ini. Oleh karena itu, membangkitkan kembali terhadap kedua program ini, akan memiliki lebih banyak dampak positif jangka panjangnya terhadap masyarakat dan ekonomi Indonesia, sehingga masih sangat relevan jika ingin diaplikasikan kembali ke dalam program unggulan pembangunan nasional Indonesia.





Mahar Prastowo









Posting Komentar

0 Komentar