A+

6/recent/ticker-posts

Wahana Negara Raharja 2010, Refleksi 46 Tahun Membangun Bangsa

“Melalui kegiatan WNR ini kita selalu diingatkan untuk membalas budi terhadap bangsa dan negara, tempat kita tinggal demi terciptanya kehidupan yang lebih baik. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik kita tidak bisa menuntut orang lain maupun negara untuk berubah. Perubahan itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Oleh karena itu dengan satu-persatu mulai melakukan perubahan dan membalas budi terhadap negara, niscaya negara ini akan berubah menjadi lebih baik. ” [Aiko Senosoenoto].

Yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia  (YPSBDI) mengadakan Wahana Negara Raharja (WNR) 2010 pada tanggal 23-26 September di Hotel Sultan, Jakarta. WNR kali ini diikuti lebih dari 1.700 umat Buddha Nichiren Syosyu dari 23 propinsi di seluruh Indonesia. Kegiatan tahunan yang merupakan program pembinaan keimanan umat Budha Nichiren Syosyu ini diselenggarakan bertepatan dengan hari jadi YPSBDI yang ke – 46.  Selain itu acara ini juga bertepatan dengan peringatan 10 tahun berdirinya Kuil Kokaisan Myoganji  di Megamendung dan  5 (lima)  tahun  berdirinya kuil Syorenzan Hoseiji di Jakarta.

Kegiatan WNR 2010 kali ini menekankan pentingnya penanaman dan pelaksanaan rasa cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini merupakan bagian dari pelaksanaan ajaran Buddha, yaitu, “Aku adalah Mata, Tiang dan Bahtera bangsaku”. Penanaman dan pelaksanaan rasa cinta tanah air inilah yang melatar belakangi tema yang diangkat dalam WNR 2010 ini  yaitu “46 TAHUN MEMBANGUN BANGSA”. 

Mengenai tema tersebut, Aiko Senosoenoto, selaku Ketua Umum YPSBDI menjelaskan bahwa selama 46 tahun ini, Yayasan Pandita Sabha Budha Dharma Indonesia (YPSBDI) ikut berkontribusi dalam membangun bangsa sebagai wujud balas budi terhadap tanah air. Salah satu bentuk nyata dalam turut serta membangun bangsa ini adalah dengan mendirikan organisasi nirlaba Gerakan Peduli Sekitar Kita (GPSK) yang ikut memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan, lingkungan hidup maupun kesehatan. 

Bersama dengan GPSK, YPSBDI mendirikan sekolah terbuka secara cuma-cuma di Megamendung, sekolah khusus Perempuan di Purworejo, Radio Komunitas, perpustakaan di sejumlah desa dan beberapa program lingkungan hidup seperti pembuatan sumur resapan, pendirian rumah bibit, penanaman pohon dan masih banyak lagi.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, akan diadakan bakti sosial berupa penanaman 5.000 bibit pohon bakau di pesisir Pantai Indah Kapuk, Jakarta, yang secara simbolis akan dibuka oleh Bapak Prijanto, Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Gerakan penanaman bibit ini dilakukan sebagai bentuk nyata kepedulian YPSBDI, melalui GPSK, terhadap lingkungan sekitar. Diharapkan, dengan penanaman bibit ini, kota Jakarta dapat sedikit terbantu dalam menanggulangi masalah banjir dan sedikit demi sedikit mengembalikan ekosistem dipinggir pantai yang sebelumnya pernah ada.

Posting Komentar

0 Komentar