A+

6/recent/ticker-posts

RSBI Konsep Pendangkalan Mutu

illustrasi
Ketua Pelaksana Harian Ikatan Keluarga Alumni Universitas Negeri Surabaya (Ika Unesa) Dr. Soeryanto menegaskan konsep RSBI lemah dan tak memiliki rujukan akademis. Evaluasi pelaksanaan yang dilakukan Kemdiknas akhir-akhir ini sia-sia saja. 


"Evaluasi itu tidak ada gunanya. Konsep RSBI saja sudah salah, lalu apanya yang akan dievaluasi," tegas Dr. Soeryanto di Surabaya, Senin (21 Maret 2011).

Menurutnya, perguruan tinggi pencetak guru di Indonesia justru lebih mampu membuat sekolah yang lebih baik dari RSBI."Jika diberi kesempatan, UNESA insyaAllah mampu membuat konsep sekolah yang lebih baik daripada RSBI," tandas Dr. Soeryanto, yang juga dosen di UNESA.

Sebagai PT terbesar di Indonesia Timur, UNESA memiliki sumber daya terbaik dalam bidang pendidikan. Selain itu, UNESA juga memiliki hampir semua fasilitas penunjang yang memungkinkan terciptanya sebuah konsep sekolah bermutu melebihi RSBI yang tidak keruan juntrungnya itu.

"Kami belum diberi kesempatan saja. Jika dana ratusan milyar bahkan trilyunan dari APBN dan APBD yang dikucurkan untuk RSBI yang tak jelas itu disisihkan sebagian saja untuk membuat konsep sekolah model dengan kualitas mendunia, tentu kami bisa. Sayangnya Kemdiknas justru malah membuat RSBI yang tidak jelas konsepnya dan dipastikan akan gagal. Saya yakin PT sekelas UNESA pasti siap jika diberi peluang dan dukungan anggaran," tambah Soeryanto.

Menanggapi keinginan Dewan Surabaya yang ngotot akan mendirikan 12 RSBI lagi, Soeryanto menyatakan kengototan Dewan itu akibat mereka tidak memahami konsep RSBI yang amburadul yang disusun tanpa riset akademis. 



"Mereka tak paham. Kalau paham, mungkin mereka akan membubarkan RSBI," tegasnya.


Pendangkalan Mutu

Sementara itu, Ketua Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma menyatakan UNESA merupakan perguruan tinggi dengan reputasi bidang pendidikan yang membanggakan. UNESA mencetak guru-guru terbaik selama ini. 


"Jika pemerintah dan pemerintah daerah memberi perhatian pada UNESA, saya yakin UNESA pasti mampu membuat konsep sekolah yang lebih berkualitas dibandingkan RSBI," tandas Satria.

Satria menunjukkan hasil evaluasi sementara Kemdiknas yang dipaparkan Wamendiknas Fasli Jalal justru menunjukkan acakadulnya pelaksanaan RSBI di Indonesia. 



"Kami sudah mengkaji hasil evaluasi RSBI. Hasilnya luar biasa memprihatinkan. Jika ini diteruskan dan Kemdiknas tetap tak punya telinga, akan terjadi pendangkalan mutu pendidikan. Sebab, saat ini pendidikan di sekolah mengalami kegagalan didaktik dan ini sangat berbahaya bagi bangsa ini ke depan. Jadi RSBI harus dihentikan jika tidak ingin bangsa ini ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain," pungkas Satria. 

Posting Komentar

0 Komentar