A+

6/recent/ticker-posts

Kredit Macet UKM Hanya 1 Persen


 JurnalInacraft - “Kredit macet untuk UKM, hanya 1 persen. UKM yang menjadi mitra BUMN umumnya memiliki potensi dan prospek yang bagus, hanya belum bankable saja,” tutur Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI.

Hingga Maret 2011, posisi kredit usaha kecil BNI mencapai Rp 29 triliun. Dana ini diserap kalangan industri di luar kriya, namun memiliki kaitan yang erat untuk menunjang peningkatan perdagangan industri kriya. Dana itu dikucurkan untuk kredit pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang dilakukan oleh swasta, semisal pelabuhan, listrik, jembatan, maupun jalan raya.

Sementara untuk penyaluran kredit kemitraan non komersil dari penyisihan laba, melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) mencapai Rp 105 miliar, yang umumnya disalurkan ke pengusaha yang bergerak di bidang kriya. 

Penurunan suku bunga Bank tidak akan berpengaruh besar terhadap pengrajin seni kriya Indonesia. Justru persoalannya adalah ketidaktahuan pengrajin, mengenai program-program yang diupayakan kalangan Perbankan dan BUMN dalam bentuk PKBL.

“Produk kita adalah produk seni, sementara Cina produk massal, untuk itu bila pasar dalam negeri lebih senang menggunakan produk seni, pasar dalam negeri tak terganggu oleh produk-produk dari Cina,” tutur Gatot.

Di perhelatan Inacraft ini, BNI melansir kartu BNI – Asephi (Asosiasi Eskportir dan Produsen handicraft Indonesia). Kartu ini memudahkan transaksi antar pengusaha kriya yang menjadi anggota Asephi. Selain itu, kartu ini dapat dimanfaatkan sebagai kartu ATM dan belanja bagi 2.500 anggota Asephi.

Peluncuran Kartu BNI – Asephi ditandai dengan penyerahan kartu secara simbolis dari Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, kepada Ketua Asephi DKI Jakarta, Dodi Hidayat, yang disaksikan oleh Menteri Perdagangan, Mari E Pangestu, dan Ketua Umum Asephi, Rudy Lengkong.

Posting Komentar

0 Komentar