A+

6/recent/ticker-posts

Karya Nyata untuk Kemandirian Bangsa






Pidato pada Pembukaan Musyawarah Besar Ormas MKGR ke VII
Surabaya, 2 AGUSTUS 2010

Ketua Umum DPP ORMAS MKGR, Saudara Priyo Budi Santoso dan seluruh Pengurus DPP ORMAS MKGR
Ketua Dewan Pertimbangan Pusat ORMAS MKGR, Bapak H. Irsyad Sudiro
Para peserta Musyarawarah Besar ke VII ORMAS MKGR Se-Indonesia
Para hadirin sekalian yang saya hormati
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah Swt atas kendak-Nya kita sama-sama bisa menghadiri acara Musyarawarah Besar ke VII ORMAS MKGR yang diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur ini.
Saya merasa berbahagia dapat hadir di tengah-tengah Bapak dan Ibu sekalian peserta Musyawarah Besar VII ORMAS Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR). MUBES ini merupakan forum yang sangat penting dan strategis bagi ORMAS MKGR dalam melakukan konsolidasi organisasi, melakukan evaluasi, menyusun  progam kerja dan mengambil keputusan-keputusan organisasi yang akan dijalankan selama lima tahun ke depan. Saya berharap MUBES  ke – VII ini dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang berguna dan bermanfaat, tidak hanya buat ORMAS MKGR sendiri, namun juga bagi Partai GOLKAR dan Bangsa Indonesia.
Bapak dan Ibu Saudara Sekalian Peserta MUBES MKGR
Keberadaan ORMAS MKGR bagi Partai Golongan Karya sangatlah penting dan strategis. ORMAS MKGR merupakan salah satu pendiri utama Golongan Karya atau yang kita kenal dengan KINO, selain KOSGORO 1957 dan SOKSI yang hingga saat ini kiprahnya masih aktif memberikan kontribusi pada perkembangan Partai GOLKAR. Secara historis dan ideologis ORMAS MKGR tidak dapat dipisahkan dengan Golongan Karya.  ORMAS MKGR merupakan salah satu pilar utama Partai GOLKAR.  Semakin besar dan tangguh keberadaan ORMAS MKGR semakin kuat dan tanguh pula Partai GOLKAR.
Menyadari akan pentingnya keberadaan ORMAS, maka DPP Partai GOLKAR di bawah kepeminpinan saya, secara khusus membentuk bidang khusus yang menangani Kerjasama dengan Organisasi Kemasyarakatan. Bidang ini telah menyusun berbagai kebijakan yang terkait dengan pola kerjasama dan mekanisme hubungan antara ORMAS dan Partai GOLKAR  yang meliputi Sistem Kaderisasi, penyaluran aspirasi ORMAS, Pelaksanaan program kerja, Rekruitmen kepemimpinan dan hal-hal lain yang kami anggap sangat penting dan strategis.
Dengan kerjasama yang erat antara Partai GOLKAR dengan ORMAS, hal ini dapat menjadi kekuatan yang sinergis untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Tujuan dan cita-cita Partai GOLKAR dan ORMAS MKGR memiliki kesamaan, karena memang Partai GOLKAR dilahirkan salah satunya oleh Organisasi Kemasyarakatan MKGR.  Saya berharap ORMAS MKGR juga dapat bersama-sama dengan Partai GOLKAR mensukseskan CATUR SUKSES Partai GOLKAR yaitu Sukses Konsolidasi dan Pengembangan Partai GOLKAR; Sukses Kaderisasi dan Regenerasi; Sukses Kemandirian, Demokrasi dan Pembangunan yang Berkesejahteraan; dan Sukses Pemilu Kada 2009-2014 serta Pemilu 2014.
Bapak dan Ibu Saudara Sekalian Peserta MUBES MKGR
Tujuan dan cita-cita demikian sebenarnya bukanlah demi Golkar semata, tetapi demi kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan Indonesia. Sebagai partai politik, Golkar harus memiliki kekuasaan yang memadai, yang diperoleh lewat cara-cara demokratis, agar Golkar dapat menjadi garda terdepan yang menjamin pencapaian kepentingan Indonesia. Tanpa kekuasaan yang memadai, kita hanya akan menjadi catatan kaki, dan Indonesia akan diatur dan diarahkan ke tujuan-tujuan yang mungkin berseberangan dengan ideal dan cita-cita kita.
Karena itulah, saya mengajak kita semua untuk tidak pernah lengah, untuk terus mempersiapkan diri dan mengikuti proses perkembangan sosial politik di panggung nasional. Bahkan manakala perlu, jika kondisi dan isu yang ada memang menghendakinya, kita harus berani bersikap, memperlihatkan jalan yang benar, serta mengajak masyarakat untuk mendukung kebijakan yang kita anggap baik.
Salah satu contohnya sekarang ini adalah perkembangan isu dan persoalan di seputar lembaga KPK serta lembaga Satgas Hukum dan Pemberantasan Mafia Korupsi. Begitu simpang siurnya pemberitaan dan opini akhir-akhir di seputar kedua institusi ekstra tersebut menunjukkan bahwa masih ada sesuatu yang keliru dalam pelembagaan peran dan fungsi penegakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Dalam situasi normal, seharusnya kita tidak membutuhkan KPK atau satgas apapun. Seharusnya semua urusan penegakan hukum, termasuk pemberantasan korupsi dan mafia, diatasi oleh lembaga-lembaga yang formal yang ada, seperti kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman. Negara sudah menggaji begitu banyak polisi, jaksa, dan hakim untuk melakukan tugas mereka.
Tapi realitas berkata lain, dan masyarakat rupanya mengganggap bahwa kondisi penegakan hukum sekarang belum berada dalam zaman normal. Begitu banyak kelemahan, kekurangan dan penyimpangan yang terjadi.
Karena itulah, lewat konsensus nasional di parlemen dan di eksekutif, maka dilahirkanlah lembaga-lembaga ekstra yang bersifat temporer, seperti KPK dan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Tugas mereka diatur secara spesifik, tidak bersifat umum, dan dengan kewenangan bukan tak terbatas.
Agar lembaga-lembaga ekstra tersebut suskes memainkan perannya, seperti yang terjadi di Hongkong, maka dibutuhkan beberapa prasyarat. Yang terpenting di antaranya adalah kredibilitas, kapabilitas, serta keberanian tokoh-tokoh yang dipilih menduduki posisi di lembaga tersebut. Mereka dituntut untuk mampu memainkan peran secara efektif, bukan dengan menciptakan banyak kontroversi, pertengkaran yang tidak perlu, apalagi menggunakan kewenangan secara brutal untuk tujuan-tujuan yang bersifat pribadi, serta menggunakan media dan opini publik untuk mengubah diri menjadi selebriti dan media darling.
Jika itu semua terjadi, maka raison d’etre, alasan kehadiran kedua lembaga ekstra tersebut kemudian akan dipertanyakan oleh banyak orang. Sayangnya, pada tingkat tertentu, gejala itulah yang akhir-akhir terjadi.
Karena itu, Golkar sekarang harus berkata, mari kita bersikap arief, melihat kembali potret besar insititusi penegakan hukum kita, pelembagaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang ada dan riil kita miliki. Kita membutuhkan KPK dan Satgas untuk membangkitkan dan menjaga harapan. Tetapi jika yang kita dapati adalah polemik dan pertukaran kontroversi terus menerus, maka harus ada suatu sikap yang jelas. Apakah kita harus melakukan revisi total dari cara kita selama ini, atau kita tetap melakukan perbaikan-perbaikan seperlunya, doing more or less the same?
Pertanyaan itulah yang mendesak untuk kita jawab sekarang. Dan Golkar, atau pun juga MKGR, tidak boleh memandangnya secara sambil lalu. Hukum adalah tiangnya negara, dan penegakan hukum serta pemerintahan yang bersih adalah the leitmotif dari Republik Indonesia. Sukses atau tidaknya republik kita di masa-masa mendatang salah satunya ditentukan oleh seberapa baiknya kita menjawab persoalan dan pertanyaan tersebut.
Bapak dan Ibu Saudara Sekalian Peserta MUBES MKGR
Dalam kehidupan demokrasi, salah satu pilar utamanya adalah partai politik. Partai politik merupakan institusi yang berfungsi sebagai wadah perjuangan penyaluran aspirasi rakyat dan melakukan pendidikan politik bagi masyarakat. Partai politik juga berperan sebagai wadah rekruitmen pemimpin-pemimpin bangsa. Namun, partai politik tidak bisa berjuang sendiri untuk menjalankan peran-peran tersebut. Dibutuhkan dukungan dari seluruh komponen masyarakat untuk mewujudkan peran mulianya tersebut.
Disinilah pentingnya ORMAS sebagai kekuatan masyarakat madani atau civil society untuk ikut serta berpasrtisipasi aktif dalam mewujudkan demokrasi yang berkesejahteraan. Partai politik, termasuk Partai GOLKAR memiliki keterbatasan dalam memerankan kiprahnya dalam kehidupan bermasyarakat karena aturan-aturan yang membatasinya.
Saya berharap ORMAS MKGR dapat berperan menjadi kekuatan yang dapat melakukan karya-karya nyata di masyarakat. Membangun bangsa tidak hanya terbatas dengan kekuasaan semata, tetapi dibutuhkan juga munculnya inisiatif, inovasi dan kreativitas dalam masyarakat. Sehingga dengan begitu akan lahir kemandirian masyarakat yang pada gilirannya dapat mewujudkan kemandirian bangsa.
Memang kemandirian itu tidak bisa diminta-minta dan tidak pula ada pihak yang secara sukarela memberikan kemandirian tersebut. Mewujudkan kemandirian itupun harus dengan arah yang jelas sesuai dengan jati diri bangsa, seperti kemandirian ekonomi, kemandirian politik dan kemandirian budaya. Oleh karena itu, kemandirian harus tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.  Dan inipulah yang menjadi komitmen perjuangan Partai Golongan Karya.
Bapak dan Ibu Saudara Sekalian Peserta MUBES MKGR
Sekali lagi saya berharap kepada ORMAS MKGR, melalui Musyawarah Besar yang Ke-VII ini, untuk dapat merumuskan berbagai program-program yang dapat membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Saya percaya dengan kader-kadernya yang tersebar di seluruh Indonesia, ORMAS MKGR dapat mewujudkan harapan yang saya sampaikan.
Akhirul Kalam, saya mengucapkan selamat mengikuti MUBES ORMAS MKGR kepada seluruh peserta MUBES. Semoga acara MUBES ORMAS MKGR dapat berlangsung dengan sukses dan lancar.  Demikian, atas perhatiannya haturkan terimakasih. Dengan pembacaan BISMILLAH saya buka acara MUSYAWARAH BESAR  ORMAS MKGR ini dengan resmi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Posting Komentar

0 Komentar