A+| Jakarta - Jika nasib baik masih melekat, Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) sungguh megah. Selain memiliki wisma, hotel, helipad, sarana olahraga, dan 2 tower apartemen, bangunan itu juga memiliki gedung konvensi. All in one pokoknya.
Bahkan, menurut Johan, petugas keamanan yang bergabung dengan gedung berbentuk Garuda Pancasila raksasa itu sedari awal, gedung itu pernah dilirik oleh manajemen boyband Westlife.
"Dahulu pernah mau menjadi tempat konser, tapi tidak jadi karena listriknya tidak cukup," ucapnya sambil menunjuk bangunan tempatnya bekerja di Jl Narogong Km 23, Cileungsi, Bogor, itu, Kamis (27/11/2008).
Johan tidak merinci kapan lirikan manajemen Westlife itu terjadi. Yang jelas Westlife pernah konser di Indonesia pada tahun 2006. Sementara, Graha Garuda Tiara 100% tidak beroperasi pada tahun 2000.
Sekarang Garuda Pancasila raksasa itu tinggal kenangan. Rombongan tamu yang menginap seperti saat Soeharto masih jaya, tak terlihat lagi. Pemuda-pemudi yang tergabung dalam Kirab Remaja Nasional juga tak pernah mampir.
Bila malam tiba, tidak ada penduduk yang berani melintas di sekitar graha. Mereka hanya berani lewat pada siang hari, melintasi jalan setapak yang membelah kawasan tersebut.
"Penduduk saja heran, kok kita penjaga pada berani ya. Saya sih enggak tahu mereka melihat apa," kata Johan.
Graha Garuda Tiara saat ini dijaga 40 petugas keamanan. Mereka berjaga bergantian, satu regu terdiri dari 16 orang. Musuh utama mereka adalah pencuri barang bekas yang siap mengincar baja-baja kokoh bangunan mahal itu . A+
Bahkan, menurut Johan, petugas keamanan yang bergabung dengan gedung berbentuk Garuda Pancasila raksasa itu sedari awal, gedung itu pernah dilirik oleh manajemen boyband Westlife.
"Dahulu pernah mau menjadi tempat konser, tapi tidak jadi karena listriknya tidak cukup," ucapnya sambil menunjuk bangunan tempatnya bekerja di Jl Narogong Km 23, Cileungsi, Bogor, itu, Kamis (27/11/2008).
Johan tidak merinci kapan lirikan manajemen Westlife itu terjadi. Yang jelas Westlife pernah konser di Indonesia pada tahun 2006. Sementara, Graha Garuda Tiara 100% tidak beroperasi pada tahun 2000.
Sekarang Garuda Pancasila raksasa itu tinggal kenangan. Rombongan tamu yang menginap seperti saat Soeharto masih jaya, tak terlihat lagi. Pemuda-pemudi yang tergabung dalam Kirab Remaja Nasional juga tak pernah mampir.
Bila malam tiba, tidak ada penduduk yang berani melintas di sekitar graha. Mereka hanya berani lewat pada siang hari, melintasi jalan setapak yang membelah kawasan tersebut.
"Penduduk saja heran, kok kita penjaga pada berani ya. Saya sih enggak tahu mereka melihat apa," kata Johan.
Graha Garuda Tiara saat ini dijaga 40 petugas keamanan. Mereka berjaga bergantian, satu regu terdiri dari 16 orang. Musuh utama mereka adalah pencuri barang bekas yang siap mengincar baja-baja kokoh bangunan mahal itu . A+
0 Komentar