Oleh: Mahar Prastowo
Hari itu, 30 April 2025, langit di atas perbukitan Yerusalem berubah menjadi kelabu pekat. Asap tebal menyelimuti jalan tol utama yang menghubungkan Tel Aviv dan Yerusalem. Orang-orang meninggalkan mobil mereka dan berlari menyelamatkan diri. Di tengah peringatan Hari Peringatan Nasional Israel, api membakar lebih dari 25.000 dunam (sekitar 6.170 hektar) hutan dan lahan di sekitar Yerusalem dan Tepi Barat, menjadikannya kebakaran terburuk dalam satu dekade terakhir .
Negara dalam Kepanikan
Lebih dari 10.000 orang dievakuasi dari komunitas-komunitas seperti Neve Shalom, Mevo Horon, dan Mishmar Ayalon. Jalan tol utama ditutup, dan acara peringatan nasional dibatalkan. Pemerintah Israel segera mengumumkan keadaan darurat nasional dan meminta bantuan internasional. Pesawat pemadam kebakaran dari Italia, Kroasia, Spanyol, Prancis, Ukraina, Rumania, Makedonia Utara, dan Siprus dikerahkan untuk membantu memadamkan api .
Mencari Kambing Hitam
Biasanya, ketika terjadi serangan atau insiden yang melukai warga Israel, pemerintah dengan cepat menyalahkan kelompok-kelompok Palestina. Namun, dalam kasus kebakaran ini, reaksi awal berbeda. Pemerintah fokus pada penanggulangan bencana dan meminta bantuan internasional tanpa langsung menyalahkan pihak tertentu.
Namun, beberapa hari kemudian, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengklaim bahwa kebakaran tersebut adalah hasil dari aksi pembakaran yang disengaja oleh warga Palestina, meskipun belum ada bukti yang kuat . Pernyataan ini menuai kritik dari berbagai pihak yang menilai bahwa pemerintah seharusnya fokus pada penanggulangan bencana daripada mencari kambing hitam.
Kesiapan yang Dipertanyakan
Kebakaran ini juga membuka kembali perdebatan tentang kesiapan Israel dalam menghadapi bencana alam. Laporan dari Knesset menunjukkan bahwa Israel kekurangan sekitar 1.460 petugas pemadam kebakaran dari target yang ditetapkan pada tahun 2018. Selain itu, jumlah stasiun pemadam kebakaran dan kendaraan pemadam juga masih di bawah standar yang diperlukan .
ynetnews
Solidaritas yang Tak Terbalas
Menariknya, Otoritas Palestina menawarkan bantuan untuk mengirim tim pemadam kebakaran ke Yerusalem. Namun, tawaran ini tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah Israel . Sikap ini menunjukkan betapa dalamnya ketidakpercayaan antara kedua pihak, bahkan dalam menghadapi bencana yang seharusnya menjadi momen solidaritas.
Refleksi dan Harapan
Kebakaran besar ini seharusnya menjadi momen refleksi bagi Israel. Alih-alih mencari kambing hitam, mungkin saatnya untuk memperkuat kesiapan menghadapi bencana, membangun kepercayaan dengan tetangga, dan mengakui bahwa dalam menghadapi alam, kita semua setara.
Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan informasi dari berbagai sumber berita internasional dan laporan resmi terkait kebakaran di Israel pada April 2025.
Artikel ini dapat dibaca juga di sini
0 Komentar