Header Ads Widget

Header Ads

A+

6/recent/ticker-posts

IPO MERI dan Peluang Menata Ulang Bisnis Pendidikan



Oleh: Mahar Prastowo

A+ | FINANCE 
- Di tengah arus pesimisme ekonomi global, pencapaian PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) yang langsung menjadi top gainer di Bursa Efek Indonesia pada hari kedua perdagangannya adalah kabar baik yang pantas dicatat. Lonjakan harga saham hingga 34,88 persen dan nilai transaksi yang menembus Rp94,71 miliar bukan hanya soal angka, tetapi sinyal kuat: publik dan investor kini semakin membuka mata terhadap pentingnya investasi di sektor pendidikan.

IPO MERI mencerminkan tiga hal penting sekaligus. Pertama, pendidikan karakter dan pengembangan soft skills — yang selama ini dianggap tidak langsung menghasilkan pendapatan cepat — ternyata bisa diolah menjadi bisnis berkelanjutan. Kedua, pencatatan saham bukan hanya urusan modal, tetapi juga pengakuan atas model bisnis dan tata kelola perusahaan. Ketiga, kepercayaan investor ritel dan strategis menjadi validasi atas visi jangka panjang perusahaan.

Keputusan pendiri MERI, Merry Riana dan Alva Tjenderasa, untuk mengunci seluruh kepemilikan saham selama lima tahun penuh pun bukan sekadar isyarat moral. Ini adalah bentuk nyata tanggung jawab dan keseriusan membangun perusahaan bukan untuk dijual cepat, tetapi untuk tumbuh bersama masyarakat dan investor. Dalam konteks pasar modal kita, langkah ini langka — dan patut diapresiasi.

Di luar optimisme, IPO MERI juga mengingatkan kita pada pentingnya keseimbangan antara idealisme pendidikan dan profesionalisme bisnis. Investasi di sektor pendidikan memang harus berhati-hati agar tak kehilangan misi sosialnya. Namun pengalaman MERI membuktikan, pendekatan yang berfokus pada nilai, inovasi, dan keberlanjutan dapat membuka jalan bagi pertumbuhan bisnis sekaligus tetap memegang teguh tujuan mulianya: mencetak generasi muda yang tangguh, percaya diri, dan berintegritas.

Bagi Bursa Efek Indonesia, hadirnya MERI di Papan Pengembangan menjadi warna baru. Selama ini, emiten pendidikan di bursa relatif terbatas dan kalah populer dibanding sektor komoditas, keuangan, dan infrastruktur. Padahal, investasi di pendidikan sejatinya adalah investasi pada sumber daya manusia — motor utama pembangunan jangka panjang bangsa.

Kini, tantangan berikutnya bagi MERI adalah membuktikan bahwa kesuksesan IPO bukan hanya euforia sementara. Ekspansi yang direncanakan melalui pembukaan cabang baru dan penguatan kanal digital harus diikuti dengan kualitas layanan dan inovasi kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman. Tata kelola perusahaan juga harus tetap dijaga agar kepercayaan publik tidak luntur.

Sebagai bangsa, kita membutuhkan lebih banyak perusahaan seperti MERI: perusahaan yang bukan hanya berbicara soal laba, tetapi juga tentang bagaimana bisnis dapat menghadirkan perubahan positif bagi masyarakat. Di situlah letak nilai sejati yang pada akhirnya juga dihargai pasar.

Pada akhirnya, IPO MERI bukan hanya peristiwa finansial. Ia adalah momentum untuk mengingatkan kita semua — pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat — bahwa pendidikan bukan sekadar beban biaya, tetapi fondasi pertumbuhan ekonomi dan peradaban. Dan seperti kata Merry Riana sendiri, “Ini bukan garis akhir, melainkan awal dari sebuah legacy.”

[mp]


 

Posting Komentar

0 Komentar