A+

6/recent/ticker-posts

Belajar dari kisah nyata perselingkuhan seorang istri

A+Berikut ini adalah sebuah kisah nyata diilis laman lampuislam. pengakuan seorang istri yang menulis pada note di facebooknya tentang dirinya yang terjebak perselingkuhan dan perzinaaan akibat sisi buruk facebook. Semoga kita semua bisa mendapat pelajaran yang berharga dari kisah ini. 

* * *

"Pernikahanku dengan Rudi (nama samaran) sudah memasuki delapan tahun. Sampai saat itu hubunganku dengan Rudi sangat harmonis. Ditambah lagi dengan hadirnya dua buah hati kami.

Namun, sebuah musibah dalam keluargaku mulai muncul ketika aku mengenal facebook. Karena jejaring sosial inilah impianku untuk membangun rumah tangga yang utuh berantakan. Aku yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga tergoda dengan rayuan laki-laki lain melalui facebook.





Dari sekian banyak laki-laki yang menyapaku di facebook, ada beberapa lelaki yang mengaku tertarik kepadaku. Walaupun saat itu aku mengatakan bahwa aku sudah punya anak dan suami sehingga sebenarnya mereka tidak pantas untuk menyukaiku.

Awalnya aku bertekad untuk tidak tergoda dengan bujuk rayu sejumlah lelaki di facebook. Namun, setelah aku mengenal AR, semuanya berubah. AR adalah seorang guru di Jakarta Timur, dia berasal dari Sulawesi Selatan. AR benar-benar membuatku terpikat dan mampu menggoyahkan imanku. Caranya memberiku perhatian di facebook telah membuat hatiku luluh, dikala aku kesepian karena kesibukan kerja suamiku.

Setiap hari kami berbincang-bincang lewat facebook. Bahkan kami saling bertukar pikiran tentang rumah tangga kami masing-masing. Bisa dibilang kami saling curhat. Dari sinilah perasaan aneh itu muncul, baik dalam diriku maupun dalam diri AR. Akhirnya, AR menyatakan rasa cintanya kepadaku lewat chat dan ingin berjumpa denganku.

Aku yang sejak awal sudah tertarik dengan AR tak mampu menolaknya. Setelah sekian bulan hanya chatting di facebook, kami pun sepakat untuk bertemu. Kami kemudian melakukan pertemuan di salah satu tempat.

Perasaanku deg-degan saat bertemu dengan AR. Ia pun menyapaku dengan suara berat. Ada perasaan lain yang timbul di dalam hatiku. Di tempat itu, AR pun kembali menyatakan ketertarikannya kepadaku. Aku pun menyatakan hal yang sama.

Sejak pertemuan itu, kami pun sering janjian untuk bertemu. Tentu saat suamiku bekerja atau tugas keluar kota.

Aku sudah mulai jarang di rumah tanpa sepengetahuan Rudi. Maklum, setiap hari Rudi bekerja mulai dari pagi hingga malam, kadang menginap di kantor, keluar kota, meski kadang dalam seminggu bisa di rumah jika tidak ada klien harus ditemui. 

Aku terkadang bertemu dengan AR dari sore hingga malam, atau siang usai jemput anakku dari sekolah, lalu kutitipkan ke neneknya, dan aku menikmati siang hingga sore dengan jalan-jalan bersama AR. AR telah membuka mataku tentang indahnya dunia ini. Ia mengajak aku berjalan-jalan taman-taman kota, wisata kuliner, dan mendatangi tempat-tempat hiburan lainnya. Kalau kecapekan jalan-jalan, kami menginap di hotel dan menuntaskan gejolak nafsu birahi. 

Walaupun aku sering keluar dengan AR, sikapku di rumah tetap seperti biasa. Aku tetap melayani suamiku, termasuk mengurus pakaian dan makanannya. Ia juga memaklumi ketika aku mengatakan harus sering keluar rumah karena punya kegiatan berjualan online.

Hari-hari terus berlalu dan bulan-bulan pun silih berganti, sedangkan kehidupanku tak ada yang berubah. Aku dan AR masih tetap jalan bersama. Bahkan, aku semakin takut kehilangannya. Namun, peribahasa yang mengatakan, "sepandai- pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga" telah terbukti kepada diriku.

Sepandai-pandainya aku menyembunyikan hubunganku dengan AR, akhirnya ketahuan juga oleh suamiku. Secara tak sengaja ia membaca SMS ku dari AR. Tapi karena SMSnya tidak begitu vulgar, kau jelaskan kalau itu hanya orang iseng yang dikirim kenalan di facebook. Rudi memelukku dan mengusap rambutku dengan lembut. "Papa percaya mama, kok." Dalam hatiku berteriak kegirangan karena Rudi tidak marah.

Setelah hubungan bejalan sekitar setahun, AR berpindah tugas ke Makasar, aku merasa akan kehilangan, seminggu sebelum AR berangkat, kami berjanji akan menuntaskan segala gejolak cinta kami. Kami pun sepakat selama seminggu ini akan menghabiskan waktu di dua hotel berbeda yang nama hotelnya sesuai dengan inisial nama kami berdua, sebagai kenangan monumental.

---
Waktu belalu, AR sudah di tempat tugasnya yang baru, kesepian semakin membuatku merana. Apalagi setiap hai hanya dihadapkan pada urusan-urusan rumah tangga. Hingga suatu ketika, sekitar 4 bulan sejak perpisahan dengan AR, suamiku mengajakku ke sebuah pertemuan. Sementara suamiku sibuk menyambut para tamu kehormatan, aku gunakan kesempatan untuk sekali-sekali menyapa dengan anak buahnya. Deg! ada salah satpam di pintu depan yang begitu mempesona, ketika tersenyum lesung pipitnya membuatku gemas. Diam-diam aku mendekat ke arah pintu yang juga dekat dengan lorong menuju toilet. Aku menghampiri dan pura-pura bertanya, "Mas, toilet wanita sebelah mana?" Dia pun dengan ramah menjawab, "Di sebelah sana, bu, melewati lorong itu," katanya sambil menunjukkan ke arah lorong yang agak gelap, toilet ada diujung sana. "Ih,serem ah, gelap gitu." 


Dengan naluri satpamnya, ia pun menawarkan diri untuk mengantarku. Dengan alasan takut, aku pun berjalan melewati lorong dengan memegang lengannya. Dia agak canggung, meski sepertinya senang juga, apalagi digandeng perempuan muda cantik sepertiku.

Ketika sampai di  depan toilet, tiba-tiba ada tikus melintas,membuatku kaget setengah mati. Refleks aku memeluk satpam itu sambil kaki kananku kulingkarkan ke kakinya. Beberapa detik kemudian ketika sadar, aku melepas pelukanku sambil minta maaf. "Maaf ya, mas. Mas jangan pergi dulu ya, saya takut." dan satpam itu menunggu di depan pintu toilet.

Usai buang air, aku kembali teringat dengan satpam tadi, badannya kekar, terasa tadi waktu aku memeluk, masih duduk diatas toilet, aku berkhayal merasakan tubuh kekar satpam tadi, tiba-tiba ingin sekali aku memuaskan diriku dengan masturbasi, sampai tak sadar kalau aku merintih-rintih terdengar satpam itu."Ada apa, bu? Ibu sakit?" tanya satpam itu. "Oh.. tidak, hanya agak mual." Akupun membuka pintu toilet, kulihat dia agak terkejut, rupanya aku lupa mengancingkan gamisku, sampai pahaku terlihat. "Ufh, kesempatan nih." akupun pura2 mau muntah dengan membungkukkan badanku. Ia tergopoh membantuku, memegangi tengkukku memijit2 pelan, "maaf bu saya bantu pijitin tengkuk ibu." Akupun melepaskan jilbabku agar dia leluasa memijit tengkukku.

Pijitan satpam itu lama2 terasa semakin hangat dan menggairahkan. Aku berbalik dan memeluk satpam itu sambil kuraba penisnya. Ternyata sudah tegang. Tanpa permisi kubuka ritsleting celananya dan kukeluarkan kemaluannya yang agak lebih panjang dari punya suamiku maupun punya AR itu. "Puaskan aku..." kataku.Tanggap, satpam itupun melaksanakan tugasnya. Sekitar 10 menit aku bercinta dengan satpam bernama K itu.

Akhirnya seperti terjadi dengan AR, aku dan K menjalin hubungan asmara. Tapi kali ini intensitas pertemuan lebih sering dan hubungan kami lebih liar. Kami tidak lagi bercinta di hotel, tapi di tempat-tempat umum saat sedang sepi, seperti di lorong kantor tadi, di toilet pom bensin, di ruko kosong di mall biasa aku belanja, di taman kota, bahkan di belakang halte saat malam-malam hujan deras,

Hingga suatu malam suamiku yang sedang lembur pekerjaan kantor, mengirim pesan ke aku, bahwa istri K memberitahu ada sesuatu antara aku dengan K, saat itu aku sedang dalam pelukan K di sebuah penginapan sederhana. Tak berselang lama, suamiku telpon, meminta penjelasan. Aku katakan hanya SMSan seperti dulu dia pergokin SMS dari AR. Akupun buru-buru pulang khawatir suamiku pulang untuk minta penjelasan...
Bersambung....

Posting Komentar

0 Komentar